Praktik Sempetan Santriwati di Pondok Pesantren X Kabupaten Jombang”

Penelitian mengenai praktik sempetan santriwati pondok pesantren X ini, bertujuan mengetahui proses sempetan yang dilakukan oleh santriwati alumni pondok pesantren X, serta cara bertahan santriwati di dalam pesantren dengan melakukan praktik sempetan. Penelitian ini menggunakan alat analisa teori praktik Pierre Bourdieu, dengan habitus, ranah, strategi dan modal yang dimiliki. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif, dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Kemudian, dalam menyajikan data menggunakan tahap seperti yang terdapat pada pendekatan fenomenologi, dengan menggeneralisir hasil-hasil dari temuan. Teknik penentuan informan pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yang dipadukan dengan snowball. Hasil dari penelitian mengenai praktik sempetan santriwati ini menunjukkan bahwa praktik sempetan terjadi karena habitus, yakni hal-hal yang ada di dalam kehidupan sehari-hari di pondok pesantren X dan telah dianggap sebagai suatu kewajaran, seperti mandi bersama, mengganti baju di depan teman sesama santriwati. Selain itu juga dapat dipengaruhi oleh adanya pengalaman yang dimiliki oleh santriwati, seperti patah hati yang membuat santriwati tidak berkeinginan untuk mengenal laki-laki. Pondok pesantren X sebagai ranah akan terjadi suatu negoisasi di dalamnya, negoisasi terjadi antara nilai pesantren yang melarang adanya praktik sempetan dan kebiasaan santriwati yang dapat mendorong praktik sempetan menjadi ada. Dalam melancarkan aksinya melakukan praktik sempetan, santriwati memiliki strategi, yang berperan sebagai model untuk melakukan pendekatan terhadap sasarannya, dengan tujuan untuk memberikan kenyamanan terhadap sasarannya. Kemudian dalam bertahan diantara nilai yang melarang dan habitus yang telah terbentuk, santriwati menggunakan modal sosial dan modal budaya yang dimilikiny